# Tutorial Laravel untuk Pemula Bahasa Indonesia: Membangun Aplikasi Web Modern
Selamat datang para calon pengembang web! Anda ingin terjun ke dunia pembuatan aplikasi web modern? Laravel adalah framework PHP yang sangat populer dan *powerful*, dan artikel ini adalah **tutorial Laravel untuk pemula Bahasa Indonesia** yang akan membimbing Anda langkah demi langkah. Kita akan belajar bersama cara membangun aplikasi web modern dengan Laravel, mulai dari instalasi hingga deployment sederhana. Siap? Ayo kita mulai!
## Daftar Isi
1. [Apa itu Laravel dan Mengapa Memilihnya?](#apa-itu-laravel-dan-mengapa-memilihnya)
2. [Persiapan Lingkungan Pengembangan Laravel: Instalasi XAMPP dan Composer](#persiapan-lingkungan-pengembangan-laravel-instalasi-xampp-dan-composer)
3. [Instalasi Laravel: Langkah Demi Langkah Membuat Proyek Baru](#instalasi-laravel-langkah-demi-langkah-membuat-proyek-baru)
4. [Struktur Direktori Laravel: Memahami Organisasi File](#struktur-direktori-laravel-memahami-organisasi-file)
5. [Routing di Laravel: Mengatur Alur Halaman Web](#routing-di-laravel-mengatur-alur-halaman-web)
6. [Controller di Laravel: Logika Aplikasi dan Interaksi dengan Model](#controller-di-laravel-logika-aplikasi-dan-interaksi-dengan-model)
7. [Blade Templating Engine: Membuat Tampilan Dinamis dan Interaktif](#blade-templating-engine-membuat-tampilan-dinamis-dan-interaktif)
8. [Eloquent ORM: Berinteraksi dengan Database Secara Efisien](#eloquent-orm-berinteraksi-dengan-database-secara-efisien)
9. [Migration dan Seeder: Mengelola Struktur dan Data Awal Database](#migration-dan-seeder-mengelola-struktur-dan-data-awal-database)
10. [Form Handling dan Validasi Data di Laravel](#form-handling-dan-validasi-data-di-laravel)
11. [Authentication dan Authorization: Mengamankan Aplikasi Anda](#authentication-dan-authorization-mengamankan-aplikasi-anda)
12. [Deployment Laravel: Mengunggah Aplikasi ke Server](#deployment-laravel-mengunggah-aplikasi-ke-server)
## 1. Apa itu Laravel dan Mengapa Memilihnya?
Laravel adalah *framework* PHP yang *open-source*, elegan, dan didesain untuk mempermudah dan mempercepat pengembangan aplikasi web. Jika Anda pernah mencoba membuat aplikasi web dengan PHP *vanilla*, Anda pasti tahu betapa rumitnya menangani struktur kode, keamanan, dan berbagai tugas lainnya. Nah, Laravel hadir sebagai solusi untuk masalah tersebut.
**Mengapa memilih Laravel?**
* **Elegant Syntax:** Laravel dikenal dengan sintaksnya yang bersih, mudah dibaca, dan ekspresif. Ini membuat kode Anda lebih mudah dipahami dan dikelola.
* **MVC Architecture:** Laravel menggunakan arsitektur MVC (Model-View-Controller) yang memisahkan logika aplikasi, tampilan, dan data. Ini membuat kode Anda lebih terstruktur dan terorganisir.
* **Built-in Features:** Laravel menyediakan banyak fitur *built-in* yang siap pakai, seperti sistem *routing*, *templating engine* (Blade), ORM (Eloquent), otentikasi, dan masih banyak lagi. Ini menghemat banyak waktu dan tenaga Anda.
* **Security:** Laravel memiliki fitur keamanan yang kuat untuk melindungi aplikasi Anda dari berbagai ancaman, seperti *cross-site scripting* (XSS), *SQL injection*, dan *cross-site request forgery* (CSRF).
* **Large Community:** Laravel memiliki komunitas yang besar dan aktif. Anda dapat dengan mudah menemukan bantuan, tutorial, dan paket pihak ketiga untuk menyelesaikan berbagai masalah dan mempercepat pengembangan Anda.
* **Artisan Console:** Laravel menyediakan *command-line interface* (CLI) yang disebut Artisan. Artisan memungkinkan Anda untuk melakukan berbagai tugas dengan mudah, seperti membuat *controller*, *model*, *migration*, dan menjalankan perintah lainnya.
Singkatnya, Laravel memberikan fondasi yang kokoh untuk membangun aplikasi web modern dengan lebih cepat, efisien, dan aman. Dengan **tutorial Laravel untuk pemula Bahasa Indonesia** ini, Anda akan merasakan sendiri keunggulan framework ini.
## 2. Persiapan Lingkungan Pengembangan Laravel: Instalasi XAMPP dan Composer
Sebelum memulai **tutorial Laravel untuk pemula Bahasa Indonesia**, kita perlu mempersiapkan lingkungan pengembangan (development environment) terlebih dahulu. Kita memerlukan:
* **Web Server:** Untuk menjalankan aplikasi PHP. Kita akan menggunakan XAMPP.
* **PHP:** Bahasa pemrograman yang digunakan Laravel. XAMPP sudah termasuk PHP.
* **Database:** Untuk menyimpan data aplikasi (opsional, tetapi umumnya diperlukan). XAMPP juga sudah termasuk MySQL atau MariaDB.
* **Composer:** Dependency manager untuk PHP. Digunakan untuk menginstal Laravel dan *package* lainnya.
**Langkah 1: Instalasi XAMPP**
XAMPP adalah paket *software* yang berisi Apache (web server), MySQL/MariaDB (database), PHP, dan Perl.
1. Unduh XAMPP dari [https://www.apachefriends.org/download.html](https://www.apachefriends.org/download.html) sesuai dengan sistem operasi Anda (Windows, macOS, atau Linux).
2. Jalankan *installer* dan ikuti petunjuknya. Pastikan Anda memilih PHP dan MySQL/MariaDB saat proses instalasi.
3. Setelah instalasi selesai, buka XAMPP Control Panel dan jalankan Apache dan MySQL/MariaDB.
**Langkah 2: Instalasi Composer**
Composer adalah *dependency manager* untuk PHP. Kita akan menggunakan Composer untuk menginstal Laravel dan *package* lainnya.
1. Unduh Composer dari [https://getcomposer.org/download/](https://getcomposer.org/download/). Pilih installer yang sesuai dengan sistem operasi Anda.
2. Jalankan *installer* dan ikuti petunjuknya. Pastikan Anda mengarahkannya ke direktori PHP di dalam XAMPP. Contoh: `C:xamppphpphp.exe` (untuk Windows).
3. Setelah instalasi selesai, buka *command prompt* atau terminal dan ketik `composer`. Jika Composer berhasil terinstal, Anda akan melihat daftar perintah Composer.
Dengan XAMPP dan Composer terinstal, lingkungan pengembangan Anda sudah siap untuk **tutorial Laravel untuk pemula Bahasa Indonesia** ini!
## 3. Instalasi Laravel: Langkah Demi Langkah Membuat Proyek Baru
Sekarang kita akan menginstal Laravel dan membuat proyek baru. Ini adalah langkah penting dalam **tutorial Laravel untuk pemula Bahasa Indonesia**.
**Langkah 1: Buka Command Prompt atau Terminal**
Buka *command prompt* (Windows) atau terminal (macOS/Linux).
**Langkah 2: Navigasi ke Direktori Web Server**
Navigasi ke direktori tempat Anda ingin menyimpan proyek Laravel Anda. Biasanya, ini adalah direktori `htdocs` di dalam direktori XAMPP.
```bash
cd C:xampphtdocs # Contoh untuk Windows
cd /Applications/XAMPP/htdocs # Contoh untuk macOS
cd /opt/lampp/htdocs # Contoh untuk Linux
Langkah 3: Buat Proyek Laravel Baru dengan Composer
Gunakan perintah composer create-project
untuk membuat proyek Laravel baru. Ganti nama-proyek
dengan nama proyek yang Anda inginkan.
composer create-project laravel/laravel nama-proyek
Perintah ini akan mengunduh Laravel dan dependency lainnya ke direktori nama-proyek
. Proses ini mungkin memakan waktu beberapa menit, tergantung pada kecepatan internet Anda.
Langkah 4: Jalankan Server Pengembangan Laravel
Setelah proyek Laravel berhasil dibuat, navigasi ke direktori proyek:
cd nama-proyek
Kemudian, jalankan server pengembangan Laravel menggunakan perintah:
php artisan serve
Perintah ini akan menjalankan server pengembangan pada alamat http://127.0.0.1:8000
. Buka alamat ini di browser Anda. Jika Anda melihat halaman default Laravel, berarti instalasi berhasil!
Selamat! Anda telah berhasil menginstal Laravel dan membuat proyek baru. Mari kita lanjutkan tutorial Laravel untuk pemula Bahasa Indonesia ini dengan memahami struktur direktori Laravel.
4. Struktur Direktori Laravel: Memahami Organisasi File
Salah satu hal penting dalam tutorial Laravel untuk pemula Bahasa Indonesia adalah memahami struktur direktori proyek Laravel. Struktur ini membantu Anda menavigasi dan mengorganisasi kode Anda dengan lebih baik. Berikut adalah penjelasan singkat tentang beberapa direktori penting:
app/
: Direktori ini berisi kode inti aplikasi Anda, seperti model, controller, middleware, dan providers.bootstrap/
: Direktori ini berisi file yang digunakan untuk melakukan bootstrapping aplikasi. Anda jarang perlu mengubah file di direktori ini.config/
: Direktori ini berisi file konfigurasi untuk berbagai aspek aplikasi Anda, seperti database, email, dan sesi.database/
: Direktori ini berisi migration, seeder, dan factories untuk database Anda.public/
: Direktori ini berisi file publik, seperti image, stylesheet, dan javascript. Ini adalah direktori yang diakses oleh browser.resources/
: Direktori ini berisi view (template Blade), asset (CSS dan JavaScript yang belum dikompilasi), dan language files.routes/
: Direktori ini berisi file routing yang mendefinisikan bagaimana aplikasi Anda merespons permintaan HTTP.storage/
: Direktori ini berisi file yang dihasilkan oleh aplikasi, seperti cache, session, dan log.tests/
: Direktori ini berisi test untuk aplikasi Anda.vendor/
: Direktori ini berisi dependency yang diinstal oleh Composer. Jangan mengubah file di direktori ini.
Memahami struktur direktori Laravel akan sangat membantu Anda dalam mengembangkan aplikasi. Sekarang kita akan membahas routing di Laravel.
5. Routing di Laravel: Mengatur Alur Halaman Web
Routing adalah proses memetakan URL ke kode yang akan dieksekusi. Dalam tutorial Laravel untuk pemula Bahasa Indonesia ini, kita akan mempelajari cara membuat route sederhana.
File routing utama di Laravel terletak di direktori routes/
. Ada beberapa file, yaitu web.php
, api.php
, console.php
, dan channels.php
. Untuk aplikasi web berbasis browser, kita akan fokus pada web.php
.
Langkah 1: Buka File routes/web.php
Buka file routes/web.php
menggunakan text editor Anda. Anda akan melihat sesuatu seperti ini:
<?php
use IlluminateSupportFacadesRoute;
/*
|--------------------------------------------------------------------------
| Web Routes
|--------------------------------------------------------------------------
|
| Here is where you can register web routes for your application. These
| routes are loaded by the RouteServiceProvider within a group which
| contains the "web" middleware group. Now create something great!
|
*/
Route::get('/', function () {
return view('welcome');
});
Kode ini mendefinisikan route untuk URL /
(halaman homepage). Ketika pengguna mengakses halaman homepage, Laravel akan menampilkan view welcome.blade.php
.
Langkah 2: Membuat Route Baru
Mari kita buat route baru untuk halaman “tentang kami”. Tambahkan kode berikut di bawah route yang sudah ada:
Route::get('/tentang-kami', function () {
return 'Ini adalah halaman tentang kami';
});
Kode ini mendefinisikan route untuk URL /tentang-kami
. Ketika pengguna mengakses halaman /tentang-kami
, Laravel akan menampilkan teks “Ini adalah halaman tentang kami”.
Langkah 3: Uji Route Anda
Buka browser Anda dan akses URL http://127.0.0.1:8000/tentang-kami
. Anda akan melihat teks “Ini adalah halaman tentang kami”.
Anda juga dapat menggunakan controller untuk menangani logika route. Mari kita bahas controller di bagian selanjutnya.
6. Controller di Laravel: Logika Aplikasi dan Interaksi dengan Model
Controller adalah kelas yang menangani logika aplikasi dan berinteraksi dengan model untuk mengambil atau menyimpan data. Dalam tutorial Laravel untuk pemula Bahasa Indonesia ini, kita akan mempelajari cara membuat controller dan menggunakan route untuk memanggil controller.
Langkah 1: Membuat Controller
Gunakan perintah Artisan untuk membuat controller. Buka command prompt atau terminal dan navigasi ke direktori proyek Anda. Kemudian, jalankan perintah berikut:
php artisan make:controller HomeController
Perintah ini akan membuat file HomeController.php
di direktori app/Http/Controllers
.
Langkah 2: Menambahkan Method ke Controller
Buka file app/Http/Controllers/HomeController.php
dan tambahkan method index()
:
<?php
namespace AppHttpControllers;
use IlluminateHttpRequest;
class HomeController extends Controller
{
public function index()
{
return 'Ini adalah halaman homepage dari Controller';
}
}
Langkah 3: Membuat Route yang Mengarah ke Controller
Buka file routes/web.php
dan ubah route untuk halaman homepage agar mengarah ke method index()
di HomeController
:
use AppHttpControllersHomeController;
Route::get('/', [HomeController::class, 'index']);
Langkah 4: Uji Controller Anda
Buka browser Anda dan akses URL http://127.0.0.1:8000
. Anda akan melihat teks “Ini adalah halaman homepage dari Controller”.
Sekarang kita akan membahas Blade Templating Engine untuk membuat tampilan dinamis.
7. Blade Templating Engine: Membuat Tampilan Dinamis dan Interaktif
Blade adalah templating engine yang disediakan oleh Laravel. Blade memungkinkan Anda membuat tampilan dinamis dan interaktif dengan menggunakan sintaks yang sederhana dan elegan. Dalam tutorial Laravel untuk pemula Bahasa Indonesia ini, kita akan mempelajari cara membuat view Blade dan menampilkannya.
Langkah 1: Membuat View Blade
Buat file welcome.blade.php
di direktori resources/views
. Tambahkan kode HTML berikut ke dalam file tersebut:
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<title>Selamat Datang</title>
</head>
<body>
<h1>Selamat Datang di Aplikasi Web Saya!</h1>
<p>Ini adalah halaman homepage.</p>
</body>
</html>
Langkah 2: Menampilkan View dari Controller
Ubah method index()
di HomeController
untuk menampilkan view welcome
:
<?php
namespace AppHttpControllers;
use IlluminateHttpRequest;
class HomeController extends Controller
{
public function index()
{
return view('welcome');
}
}
Langkah 3: Uji View Anda
Buka browser Anda dan akses URL http://127.0.0.1:8000
. Anda akan melihat tampilan HTML yang Anda definisikan di welcome.blade.php
.
Menambahkan Variabel ke View
Anda juga dapat menambahkan variabel ke view. Ubah method index()
di HomeController
untuk menambahkan variabel nama
:
public function index()
{
$nama = 'Budi';
return view('welcome', ['nama' => $nama]);
}
Kemudian, ubah file welcome.blade.php
untuk menampilkan variabel nama
:
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<title>Selamat Datang</title>
</head>
<body>
<h1>Selamat Datang, {{ $nama }}!</h1>
<p>Ini adalah halaman homepage.</p>
</body>
</html>
Sekarang, ketika Anda mengakses URL http://127.0.0.1:8000
, Anda akan melihat tampilan “Selamat Datang, Budi!”.
8. Eloquent ORM: Berinteraksi dengan Database Secara Efisien
Eloquent ORM (Object-Relational Mapper) adalah fitur Laravel yang memungkinkan Anda berinteraksi dengan database menggunakan sintaks yang elegan dan intuitif. Dalam tutorial Laravel untuk pemula Bahasa Indonesia ini, kita akan mempelajari cara membuat model dan menggunakan Eloquent untuk mengambil data dari database.
Langkah 1: Konfigurasi Database
Buka file .env
di direktori proyek Anda. Ubah konfigurasi database sesuai dengan pengaturan database Anda. Contoh:
DB_CONNECTION=mysql
DB_HOST=127.0.0.1
DB_PORT=3306
DB_DATABASE=nama_database
DB_USERNAME=nama_pengguna
DB_PASSWORD=kata_sandi
Ganti nama_database
, nama_pengguna
, dan kata_sandi
dengan informasi yang sesuai.
Langkah 2: Membuat Model
Gunakan perintah Artisan untuk membuat model. Buka command prompt atau terminal dan navigasi ke direktori proyek Anda. Kemudian, jalankan perintah berikut:
php artisan make:model Produk
Perintah ini akan membuat file Produk.php
di direktori app/Models
.
Langkah 3: Menggunakan Model untuk Mengambil Data
Buka file app/Http/Controllers/HomeController.php
dan ubah method index()
untuk mengambil data dari tabel produk
:
<?php
namespace AppHttpControllers;
use IlluminateHttpRequest;
use AppModelsProduk;
class HomeController extends Controller
{
public function index()
{
$produk = Produk::all();
return view('welcome', ['produk' => $produk]);
}
}
Langkah 4: Menampilkan Data di View
Ubah file welcome.blade.php
untuk menampilkan data dari variabel produk
:
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<title>Selamat Datang</title>
</head>
<body>
<h1>Daftar Produk</h1>
<ul>
@foreach ($produk as $p)
<li>{{ $p->nama }} - {{ $p->harga }}</li>
@endforeach
</ul>
</body>
</html>
Pastikan Anda telah membuat tabel produk
di database Anda dan mengisi data di dalamnya. Jika Anda belum membuat migration, kita akan membahasnya di bagian selanjutnya.
9. Migration dan Seeder: Mengelola Struktur dan Data Awal Database
Migration adalah cara untuk mengelola perubahan struktur database Anda. Seeder adalah cara untuk mengisi database Anda dengan data awal. Dalam tutorial Laravel untuk pemula Bahasa Indonesia ini, kita akan mempelajari cara membuat migration dan seeder.
Langkah 1: Membuat Migration
Gunakan perintah Artisan untuk membuat migration untuk tabel produk
:
php artisan make:migration create_produk_table
Perintah ini akan membuat file migration di direktori database/migrations
.
Langkah 2: Mendefinisikan Struktur Tabel di Migration
Buka file migration yang baru dibuat dan ubah method up()
untuk mendefinisikan struktur tabel produk
:
<?php
use IlluminateDatabaseMigrationsMigration;
use IlluminateDatabaseSchemaBlueprint;
use IlluminateSupportFacadesSchema;
class CreateProdukTable extends Migration
{
/**
* Run the migrations.
*
* @return void
*/
public function up()
{
Schema::create('produk', function (Blueprint $table) {
$table->id();
$table->string('nama');
$table->decimal('harga', 10, 2);
$table->timestamps();
});
}
/**
* Reverse the migrations.
*
* @return void
*/
public function down()
{
Schema::dropIfExists('produk');
}
}
Langkah 3: Menjalankan Migration
Jalankan migration untuk membuat tabel produk
di database Anda:
php artisan migrate
Langkah 4: Membuat Seeder
Gunakan perintah Artisan untuk membuat seeder untuk tabel produk
:
php artisan make:seeder ProdukSeeder
Perintah ini akan membuat file ProdukSeeder.php
di direktori database/seeders
.
Langkah 5: Mengisi Data di Seeder
Buka file database/seeders/ProdukSeeder.php
dan ubah method run()
untuk mengisi data ke tabel produk
:
<?php
namespace DatabaseSeeders;
use IlluminateDatabaseSeeder;
use IlluminateSupportFacadesDB;
class ProdukSeeder extends Seeder
{
/**
* Run the database seeds.
*
* @return void
*/
public function run()
{
DB::table('produk')->insert([
[
'nama' => 'Laptop',
'harga' => 10000000
],
[
'nama' => 'Smartphone',
'harga' => 5000000
],
]);
}
}
Langkah 6: Menjalankan Seeder
Jalankan seeder untuk mengisi data ke tabel produk
:
php artisan db:seed --class=ProdukSeeder
Sekarang Anda memiliki struktur tabel dan data awal di database Anda.
10. Form Handling dan Validasi Data di Laravel
Form adalah bagian penting dari aplikasi web. Dalam tutorial Laravel untuk pemula Bahasa Indonesia ini, kita akan mempelajari cara membuat form, memproses data form, dan melakukan validasi data.
Langkah 1: Membuat Route dan View untuk Form
Buat route baru di routes/web.php
untuk menampilkan form:
Route::get('/tambah-produk', function () {
return view('tambah_produk');
});
Buat file tambah_produk.blade.php
di resources/views
dengan kode HTML form:
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<title>Tambah Produk</title>
</head>
<body>
<h1>Tambah Produk</h1>
<form action="/simpan-produk" method="POST">
@csrf
<label for="nama">Nama:</label><br>
<input type="text" id="nama" name="nama"><br><br>
<label for="harga">Harga:</label><br>
<input type="number" id="harga" name="harga"><br><br>
<input type="submit" value="Simpan">
</form>
</body>
</html>
Langkah 2: Membuat Route dan Controller untuk Memproses Form
Buat route baru di routes/web.php
untuk memproses form:
use AppHttpControllersProdukController;
Route::post('/simpan-produk', [ProdukController::class, 'simpan']);
Buat controller ProdukController
dengan method simpan()
:
php artisan make:controller ProdukController
Buka file app/Http/Controllers/ProdukController.php
dan tambahkan method simpan()
:
<?php
namespace AppHttpControllers;
use IlluminateHttpRequest;
use AppModelsProduk;
class ProdukController extends Controller
{
public function simpan(Request $request)
{
$request->validate([
'nama' => 'required',
'harga' => 'required|numeric'
]);
$produk = new Produk();
$produk->nama = $request->nama;
$produk->harga = $request->harga;
$produk->save();
return redirect('/');
}
}
Langkah 3: Validasi Data
Kode di atas menggunakan validate()
untuk melakukan validasi data. 'nama' => 'required'
berarti field nama
harus diisi. 'harga' => 'required|numeric'
berarti field harga
harus diisi dan harus berupa angka.
Jika validasi gagal, Laravel akan secara otomatis mengembalikan pengguna ke form dan menampilkan pesan kesalahan.
11. Authentication dan Authorization: Mengamankan Aplikasi Anda
Otentikasi (Authentication) adalah proses memverifikasi identitas pengguna. Otorisasi (Authorization) adalah proses menentukan apa yang boleh dilakukan oleh pengguna yang terotentikasi. Dalam tutorial Laravel untuk pemula Bahasa Indonesia ini, kita akan mempelajari cara menggunakan fitur otentikasi dan otorisasi Laravel.
Langkah 1: Install Laravel UI
Laravel UI menyediakan scaffolding untuk otentikasi. Jalankan perintah berikut:
composer require laravel/ui
php artisan ui vue --auth
npm install
npm run dev
Langkah 2: Migrasi Database
Jalankan migration untuk membuat tabel yang diperlukan untuk otentikasi:
php artisan migrate
Langkah 3: Gunakan Fitur Otentikasi
Sekarang Anda dapat menggunakan fitur otentikasi, seperti register dan login. Akses URL /register
untuk mendaftar akun baru. Akses URL /login
untuk login ke aplikasi Anda.
Langkah 4: Otorisasi (Middleware)
Anda dapat menggunakan middleware untuk membatasi akses ke route tertentu hanya untuk pengguna yang terotentikasi. Contoh:
Route::get('/admin', function () {
return 'Halaman Admin';
})->middleware('auth');
Route /admin
hanya dapat diakses oleh pengguna yang sudah login.
12. Deployment Laravel: Mengunggah Aplikasi ke Server
Setelah selesai mengembangkan aplikasi Laravel Anda, langkah selanjutnya adalah melakukan deployment (mengunggah) aplikasi ke server agar dapat diakses oleh publik. Dalam tutorial Laravel untuk pemula Bahasa Indonesia ini, kita akan membahas langkah-langkah dasar untuk melakukan deployment.
Langkah 1: Konfigurasi Server
Anda memerlukan server dengan PHP, web server (Apache atau Nginx), dan database (MySQL atau MariaDB). Anda dapat menggunakan VPS (Virtual Private Server) atau layanan hosting Laravel.
Langkah 2: Unggah Kode Aplikasi
Unggah semua file dan direktori proyek Laravel Anda ke server, kecuali direktori vendor/
. Anda dapat menggunakan FTP atau SSH untuk mengunggah file.
Langkah 3: Konfigurasi .env
di Server
Buat file .env
di server dan konfigurasi pengaturan database, URL aplikasi, dan pengaturan lainnya sesuai dengan lingkungan server.
Langkah 4: Install Dependency dengan Composer
Jalankan perintah composer install
di server untuk menginstal semua dependency aplikasi Anda.
Langkah 5: Konfigurasi Web Server
Konfigurasi web server (Apache atau Nginx) untuk mengarahkan root directory ke direktori public/
di dalam proyek Laravel Anda.
Langkah 6: Jalankan Migration
Jalankan migration untuk membuat struktur database di server:
php artisan migrate
Langkah 7: Berikan Izin Akses
Berikan izin akses yang sesuai ke direktori storage/
agar aplikasi dapat menulis file ke direktori tersebut.
Langkah 8: Konfigurasi Cache
Jalankan perintah berikut untuk mengoptimalkan aplikasi Anda:
php artisan config:cache
php artisan route:cache
php artisan view:cache
Selamat! Aplikasi Laravel Anda sudah di-deploy ke server. Sekarang Anda dapat mengakses aplikasi Anda melalui browser.
Semoga tutorial Laravel untuk pemula Bahasa Indonesia ini bermanfaat bagi Anda. Selamat belajar dan selamat berkarya!