# Tutorial Laravel untuk Pemula Bahasa Indonesia: Belajar Framework Laravel dari Dasar
Laravel adalah salah satu framework PHP paling populer dan banyak digunakan saat ini. Bagi Anda yang ingin membangun aplikasi web modern dan efisien, mempelajari Laravel adalah pilihan yang tepat. Tutorial Laravel untuk pemula bahasa Indonesia ini akan memandu Anda langkah demi langkah, mulai dari dasar hingga mampu membangun aplikasi sederhana. Siap memulai perjalanan Anda menjadi pengembang Laravel? Mari kita mulai!
## 1. Apa Itu Laravel dan Mengapa Anda Harus Mempelajarinya? (Pengenalan Framework Laravel)
Sebelum kita menyelam lebih dalam, mari kita pahami dulu apa itu Laravel. Sederhananya, Laravel adalah sebuah framework PHP yang menyediakan struktur, alat, dan pustaka yang siap pakai untuk mempermudah dan mempercepat proses pengembangan aplikasi web. Bayangkan seperti membangun rumah. Tanpa framework, Anda harus membangun semuanya dari nol. Laravel menyediakan fondasi yang kuat, material bangunan yang berkualitas, dan alat-alat yang membantu Anda membangun rumah dengan lebih cepat dan efisien.
**Mengapa harus Laravel?**
* **Struktur yang Jelas:** Laravel memaksa Anda untuk mengikuti struktur kode yang terorganisir (MVC - Model-View-Controller), sehingga kode Anda lebih mudah dibaca, dipelihara, dan dikembangkan oleh tim.
* **Keamanan:** Laravel memiliki fitur keamanan bawaan yang kuat untuk melindungi aplikasi Anda dari serangan umum seperti SQL Injection dan Cross-Site Scripting (XSS).
* **Ekosistem yang Luas:** Laravel memiliki komunitas pengembang yang besar dan aktif, sehingga Anda bisa dengan mudah menemukan bantuan, tutorial, dan paket (libraries) yang memperluas fungsionalitas framework.
* **Eloquent ORM:** Laravel menyediakan Eloquent ORM (Object Relational Mapper) yang memudahkan Anda berinteraksi dengan database menggunakan sintaks yang lebih intuitif dan berorientasi objek.
* **Template Engine (Blade):** Blade adalah template engine bawaan Laravel yang memungkinkan Anda membuat tampilan (view) dengan mudah menggunakan sintaks yang sederhana dan ekspresif.
* **Pengembangan Lebih Cepat:** Dengan berbagai fitur dan alat yang tersedia, Laravel memungkinkan Anda membangun aplikasi web dengan lebih cepat dibandingkan dengan menulis kode PHP dari awal.
Singkatnya, Laravel memungkinkan Anda fokus pada logika bisnis aplikasi Anda, daripada berkutat dengan detail teknis yang rumit. Jika Anda ingin menjadi pengembang web profesional, mempelajari Laravel adalah investasi yang berharga.
## 2. Persiapan Awal: Instalasi dan Konfigurasi Laravel (Langkah-Langkah Instalasi Laravel)
Sebelum kita bisa menulis kode Laravel, kita perlu mempersiapkan lingkungan pengembangan. Ini melibatkan instalasi beberapa perangkat lunak dan konfigurasi yang diperlukan.
**Persyaratan Sistem:**
* **PHP:** Laravel membutuhkan PHP versi 8.1 atau lebih tinggi. Pastikan PHP Anda sudah terinstal dan dikonfigurasi dengan benar.
* **Composer:** Composer adalah dependency manager untuk PHP. Ini akan membantu Anda menginstal dan mengelola paket (libraries) yang dibutuhkan oleh Laravel. Anda bisa mengunduh Composer dari [https://getcomposer.org/](https://getcomposer.org/).
* **Database:** Laravel mendukung berbagai database seperti MySQL, PostgreSQL, SQLite, dan SQL Server. Pilih salah satu yang Anda kuasai dan pastikan sudah terinstal dan berjalan.
* **Web Server:** Anda membutuhkan web server seperti Apache atau Nginx untuk melayani aplikasi Laravel Anda.
**Langkah-Langkah Instalasi Laravel:**
1. **Buka Terminal/Command Prompt:** Buka terminal atau command prompt di komputer Anda.
2. **Navigasi ke Direktori:** Navigasi ke direktori tempat Anda ingin membuat proyek Laravel Anda. Misalnya, jika Anda ingin membuat proyek di direktori `C:xampphtdocs`, ketikkan `cd C:xampphtdocs` di terminal.
3. **Buat Proyek Laravel:** Gunakan Composer untuk membuat proyek Laravel baru. Ketikkan perintah berikut di terminal:
```bash
composer create-project laravel/laravel nama-proyek
Ganti `nama-proyek` dengan nama proyek yang Anda inginkan. Misalnya, `composer create-project laravel/laravel belajar-laravel`. Proses ini akan mengunduh dan menginstal semua dependensi Laravel yang diperlukan.
-
Masuk ke Direktori Proyek: Setelah proses instalasi selesai, masuk ke direktori proyek Laravel yang baru dibuat. Ketikkan perintah berikut di terminal:
cd nama-proyekGanti
nama-proyekdengan nama proyek Anda. -
Konfigurasi .env: Laravel menggunakan file
.envuntuk menyimpan konfigurasi aplikasi, seperti koneksi database. Salin file.env.exampleke.envdan sesuaikan konfigurasi database sesuai dengan pengaturan database Anda. Anda dapat mengedit file.envmenggunakan teks editor.APP_NAME: Nama aplikasi Anda.APP_ENV: Lingkungan aplikasi (local, production, dll.).APP_KEY: Key aplikasi (harus di-generate). Jalankan perintahphp artisan key:generateuntuk membuat key yang unik.APP_DEBUG: Aktifkan atau nonaktifkan mode debug.DB_CONNECTION: Jenis database yang digunakan (mysql, pgsql, sqlite, sqlsrv).DB_HOST: Host database.DB_PORT: Port database.DB_DATABASE: Nama database.DB_USERNAME: Username database.DB_PASSWORD: Password database.
-
Jalankan Aplikasi: Untuk menjalankan aplikasi Laravel, gunakan perintah berikut di terminal:
php artisan serveIni akan memulai development server Laravel di
http://localhost:8000. Buka browser Anda dan kunjungi alamat tersebut untuk melihat halaman selamat datang Laravel.
Selamat! Anda berhasil menginstal dan menjalankan aplikasi Laravel pertama Anda.
3. Memahami Struktur Direktori Laravel (Struktur Kode Laravel)
Laravel memiliki struktur direktori yang terorganisir dengan baik. Memahami struktur ini akan membantu Anda menavigasi kode dan menemukan file yang Anda butuhkan dengan lebih mudah. Berikut adalah penjelasan singkat tentang direktori-direktori penting di Laravel:
app/: Direktori ini berisi kode inti aplikasi Anda, seperti models, controllers, middleware, dan providers.bootstrap/: Direktori ini berisi file-file yang digunakan untuk memulai framework Laravel.config/: Direktori ini berisi file konfigurasi untuk berbagai aspek aplikasi Anda, seperti database, email, dan session.database/: Direktori ini berisi migrations, factories, dan seeders untuk database Anda.public/: Direktori ini adalah direktori root web Anda. File-file sepertiindex.phpdan assets (CSS, JavaScript, gambar) ditempatkan di sini.resources/: Direktori ini berisi views (template), assets (CSS, JavaScript), dan language files.routes/: Direktori ini berisi file-file yang mendefinisikan rute aplikasi Anda.storage/: Direktori ini digunakan untuk menyimpan file-file yang diunggah, log, dan session.tests/: Direktori ini berisi file-file pengujian unit dan pengujian fitur.vendor/: Direktori ini berisi semua dependensi (libraries) yang diinstal melalui Composer.
Luangkan waktu untuk menjelajahi struktur direktori Laravel. Ini akan membantu Anda memahami bagaimana kode aplikasi Anda terorganisir.
4. Routing: Mengatur URL dan Tindakan (Dasar-Dasar Routing Laravel)
Routing adalah proses memetakan URL ke tindakan (action) yang sesuai dalam aplikasi Anda. Dalam Laravel, rute didefinisikan dalam file-file yang berada di direktori routes/. Secara default, ada empat file rute: web.php, api.php, console.php, dan channels.php. Untuk aplikasi web, kita akan fokus pada web.php.
Mendefinisikan Rute:
Untuk mendefinisikan rute, Anda menggunakan metode Route::get(), Route::post(), Route::put(), Route::delete(), dan Route::resource().
Route::get(): Digunakan untuk menangani permintaan GET.Route::post(): Digunakan untuk menangani permintaan POST.Route::put(): Digunakan untuk menangani permintaan PUT.Route::delete(): Digunakan untuk menangani permintaan DELETE.Route::resource(): Membuat rute untuk resource CRUD (Create, Read, Update, Delete) secara otomatis.
Contoh:
// routes/web.php
use IlluminateSupportFacadesRoute;
Route::get('/', function () {
return view('welcome');
});
Route::get('/hello', function () {
return 'Halo Dunia!';
});
Route::get('/user/{id}', function ($id) {
return 'User ID: ' . $id;
});
- Rute pertama memetakan URL
/ke viewwelcome. - Rute kedua memetakan URL
/helloke sebuah callback function yang mengembalikan string “Halo Dunia!”. - Rute ketiga memetakan URL
/user/{id}ke sebuah callback function yang menerima parameteriddan mengembalikan string “User ID: ” diikuti dengan nilaiid.
Menggunakan Controller:
Lebih baik mengatur logika aplikasi Anda dalam controller, bukan dalam rute. Untuk menggunakan controller, Anda bisa menentukan nama controller dan method yang akan dipanggil dalam rute.
// routes/web.php
use IlluminateSupportFacadesRoute;
use AppHttpControllersUserController;
Route::get('/users', [UserController::class, 'index']);
Route::get('/users/{id}', [UserController::class, 'show']);
Dalam contoh ini, rute /users akan memanggil method index() pada UserController, dan rute /users/{id} akan memanggil method show() pada UserController.
5. Controller: Logika Aplikasi Anda (Membangun Controller Laravel)
Controller adalah kelas yang menangani logika aplikasi Anda. Controller menerima permintaan dari rute, memproses data, dan mengembalikan respons, biasanya berupa view atau data JSON.
Membuat Controller:
Anda dapat membuat controller menggunakan perintah php artisan make:controller.
php artisan make:controller UserController
Ini akan membuat file UserController.php di direktori app/Http/Controllers/.
Contoh Controller:
// app/Http/Controllers/UserController.php
namespace AppHttpControllers;
use IlluminateHttpRequest;
class UserController extends Controller
{
public function index()
{
$users = [
['id' => 1, 'name' => 'John Doe'],
['id' => 2, 'name' => 'Jane Doe'],
];
return view('users.index', ['users' => $users]);
}
public function show($id)
{
$user = ['id' => $id, 'name' => 'User ' . $id];
return view('users.show', ['user' => $user]);
}
}
- Method
index()mengambil data daftar user dan mengirimkannya ke viewusers.index. - Method
show()mengambil ID user, membuat data user berdasarkan ID, dan mengirimkannya ke viewusers.show.
6. View (Blade): Menampilkan Data (Template Engine Blade Laravel)
View adalah template yang digunakan untuk menampilkan data kepada pengguna. Dalam Laravel, view biasanya ditulis menggunakan Blade template engine. Blade memungkinkan Anda menggunakan sintaks yang sederhana dan ekspresif untuk menyisipkan data, loop, dan kondisional ke dalam template HTML Anda.
Membuat View:
View disimpan di direktori resources/views/. Buat file view dengan ekstensi .blade.php.
Contoh View:
<!-- resources/views/users/index.blade.php -->
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<title>Daftar User</title>
</head>
<body>
<h1>Daftar User</h1>
<ul>
@foreach ($users as $user)
<li>{{ $user['name'] }}</li>
@endforeach
</ul>
</body>
</html>
<!-- resources/views/users/show.blade.php -->
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<title>Detail User</title>
</head>
<body>
<h1>Detail User</h1>
<p>ID: {{ $user['id'] }}</p>
<p>Nama: {{ $user['name'] }}</p>
</body>
</html>
@foreachadalah directive Blade untuk melakukan looping.{{ $user['name'] }}adalah sintaks Blade untuk menampilkan data.
Mengirim Data ke View:
Anda bisa mengirim data ke view menggunakan method view() di controller.
// app/Http/Controllers/UserController.php
public function index()
{
$users = [
['id' => 1, 'name' => 'John Doe'],
['id' => 2, 'name' => 'Jane Doe'],
];
return view('users.index', ['users' => $users]);
}
Data yang dikirim sebagai array asosiatif akan tersedia sebagai variabel di view.
7. Eloquent ORM: Berinteraksi dengan Database (Model dan Migrasi Laravel)
Eloquent ORM (Object Relational Mapper) adalah fitur Laravel yang memudahkan Anda berinteraksi dengan database menggunakan sintaks yang berorientasi objek. Dengan Eloquent, Anda bisa membuat model yang merepresentasikan tabel dalam database, dan menggunakan method-method pada model untuk melakukan operasi CRUD (Create, Read, Update, Delete) dengan mudah.
Migrasi:
Migrasi adalah cara untuk membuat dan memodifikasi skema database Anda menggunakan kode. Migrasi memudahkan Anda mengelola perubahan skema database dan memastikan bahwa semua orang dalam tim menggunakan skema yang sama.
Membuat Migrasi:
Anda dapat membuat migrasi menggunakan perintah php artisan make:migration.
php artisan make:migration create_users_table
Ini akan membuat file migrasi di direktori database/migrations/.
Contoh Migrasi:
// database/migrations/xxxx_xx_xx_xxxxxx_create_users_table.php
use IlluminateDatabaseMigrationsMigration;
use IlluminateDatabaseSchemaBlueprint;
use IlluminateSupportFacadesSchema;
return new class extends Migration
{
/**
* Run the migrations.
*/
public function up(): void
{
Schema::create('users', function (Blueprint $table) {
$table->id();
$table->string('name');
$table->string('email')->unique();
$table->timestamp('email_verified_at')->nullable();
$table->string('password');
$table->rememberToken();
$table->timestamps();
});
}
/**
* Reverse the migrations.
*/
public function down(): void
{
Schema::dropIfExists('users');
}
};
- Method
up()digunakan untuk membuat tabel. - Method
down()digunakan untuk menghapus tabel.
Menjalankan Migrasi:
Untuk menjalankan migrasi, gunakan perintah php artisan migrate.
php artisan migrate
Model:
Model adalah kelas yang merepresentasikan tabel dalam database. Model menyediakan method-method untuk melakukan operasi CRUD pada tabel.
Membuat Model:
Anda dapat membuat model menggunakan perintah php artisan make:model.
php artisan make:model User
Ini akan membuat file User.php di direktori app/.
Contoh Model:
// app/Models/User.php
namespace AppModels;
use IlluminateDatabaseEloquentFactoriesHasFactory;
use IlluminateDatabaseEloquentModel;
class User extends Model
{
use HasFactory;
protected $fillable = [
'name',
'email',
'password',
];
}
$fillableadalah array yang menentukan field mana yang boleh diisi secara massal.
Menggunakan Model:
// app/Http/Controllers/UserController.php
use AppModelsUser;
public function index()
{
$users = User::all(); // Mendapatkan semua user dari database
return view('users.index', ['users' => $users]);
}
public function show($id)
{
$user = User::find($id); // Mendapatkan user berdasarkan ID
return view('users.show', ['user' => $user]);
}
public function store(Request $request)
{
$user = new User();
$user->name = $request->input('name');
$user->email = $request->input('email');
$user->password = bcrypt($request->input('password')); // Hash password
$user->save();
return redirect('/users');
}
8. Form Handling: Menerima Input Pengguna (Validasi Form Laravel)
Laravel menyediakan cara mudah untuk menangani form dan memvalidasi input pengguna.
Membuat Form:
Buat form di view menggunakan tag HTML <form>.
<!-- resources/views/users/create.blade.php -->
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<title>Buat User Baru</title>
</head>
<body>
<h1>Buat User Baru</h1>
<form action="/users" method="POST">
@csrf
<label for="name">Nama:</label><br>
<input type="text" id="name" name="name"><br><br>
<label for="email">Email:</label><br>
<input type="email" id="email" name="email"><br><br>
<label for="password">Password:</label><br>
<input type="password" id="password" name="password"><br><br>
<input type="submit" value="Simpan">
</form>
</body>
</html>
@csrfadalah directive Blade untuk menambahkan CSRF token, yang melindungi aplikasi Anda dari serangan Cross-Site Request Forgery.
Menangani Form di Controller:
// app/Http/Controllers/UserController.php
use IlluminateHttpRequest;
public function create()
{
return view('users.create');
}
public function store(Request $request)
{
$request->validate([
'name' => 'required|string|max:255',
'email' => 'required|email|unique:users',
'password' => 'required|min:8',
]);
$user = new User();
$user->name = $request->input('name');
$user->email = $request->input('email');
$user->password = bcrypt($request->input('password')); // Hash password
$user->save();
return redirect('/users');
}
$request->validate()digunakan untuk memvalidasi input pengguna.bcrypt()digunakan untuk mengenkripsi password.
Menampilkan Error Validasi:
<!-- resources/views/users/create.blade.php -->
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<title>Buat User Baru</title>
</head>
<body>
<h1>Buat User Baru</h1>
@if ($errors->any())
<div class="alert alert-danger">
<ul>
@foreach ($errors->all() as $error)
<li>{{ $error }}</li>
@endforeach
</ul>
</div>
@endif
<form action="/users" method="POST">
@csrf
<label for="name">Nama:</label><br>
<input type="text" id="name" name="name"><br><br>
<label for="email">Email:</label><br>
<input type="email" id="email" name="email"><br><br>
<label for="password">Password:</label><br>
<input type="password" id="password" name="password"><br><br>
<input type="submit" value="Simpan">
</form>
</body>
</html>
$errorsadalah variabel yang berisi daftar error validasi.
9. Authentication: Mengamankan Aplikasi Anda (Login dan Register Laravel)
Laravel menyediakan scaffolding authentication bawaan yang memudahkan Anda menambahkan fitur login, register, dan reset password ke aplikasi Anda.
Menggunakan Scaffolding Authentication:
Jalankan perintah berikut untuk menginstal scaffolding authentication:
composer require laravel/ui
php artisan ui vue --auth
npm install
npm run dev
Ini akan membuat view login, register, dan reset password, serta controller yang menangani proses authentication.
Konfigurasi:
- Pastikan konfigurasi database Anda sudah benar di file
.env. - Jalankan migrasi untuk membuat tabel users:
php artisan migrate.
Rute Authentication:
Rute authentication sudah didefinisikan secara otomatis. Anda bisa mengakses halaman login, register, dan reset password melalui URL yang sesuai.
Kustomisasi:
Anda dapat mengkustomisasi view dan controller authentication sesuai dengan kebutuhan Anda.
10. Middleware: Menyaring Permintaan HTTP (Middleware Authentication Laravel)
Middleware adalah mekanisme untuk menyaring permintaan HTTP yang masuk ke aplikasi Anda. Middleware dapat digunakan untuk melakukan berbagai tugas, seperti authentication, authorization, logging, dan modifying request/response.
Contoh Middleware:
Laravel menyediakan middleware auth secara default yang digunakan untuk memeriksa apakah pengguna sudah login. Anda dapat menggunakan middleware ini untuk melindungi rute yang hanya boleh diakses oleh pengguna yang sudah login.
// routes/web.php
use IlluminateSupportFacadesRoute;
Route::get('/profile', function () {
// Hanya pengguna yang sudah login yang bisa mengakses rute ini
return view('profile');
})->middleware('auth');
Membuat Middleware:
Anda dapat membuat middleware sendiri menggunakan perintah php artisan make:middleware.
php artisan make:middleware CheckAge
Ini akan membuat file CheckAge.php di direktori app/Http/Middleware/.
Contoh Middleware Custom:
// app/Http/Middleware/CheckAge.php
namespace AppHttpMiddleware;
use Closure;
use IlluminateHttpRequest;
class CheckAge
{
/**
* Handle an incoming request.
*
* @param IlluminateHttpRequest $request
* @param Closure $next
* @return mixed
*/
public function handle(Request $request, Closure $next)
{
if ($request->age < 18) {
return redirect('/unauthorized');
}
return $next($request);
}
}
Mendaftarkan Middleware:
Anda perlu mendaftarkan middleware di app/Http/Kernel.php.
// app/Http/Kernel.php
protected $routeMiddleware = [
'auth' => AppHttpMiddlewareAuthenticate::class,
'cache.headers' => IlluminateHttpMiddlewareSetCacheHeaders::class,
'can' => IlluminateAuthMiddlewareAuthorize::class,
'guest' => AppHttpMiddlewareRedirectIfAuthenticated::class,
'throttle' => IlluminateRoutingMiddlewareThrottleRequests::class,
'checkage' => AppHttpMiddlewareCheckAge::class, // Daftarkan middleware custom
];
Menggunakan Middleware Custom:
// routes/web.php
use IlluminateSupportFacadesRoute;
Route::get('/dashboard', function () {
return view('dashboard');
})->middleware('checkage');
11. Testing: Memastikan Kualitas Kode (Unit Testing Laravel)
Testing adalah bagian penting dari pengembangan perangkat lunak. Testing membantu Anda memastikan bahwa kode Anda berfungsi dengan benar dan bebas dari bug. Laravel menyediakan dukungan untuk berbagai jenis testing, termasuk unit testing, feature testing, dan integration testing.
Unit Testing:
Unit testing menguji unit terkecil dari kode Anda, seperti method atau fungsi.
Feature Testing:
Feature testing menguji fitur lengkap aplikasi Anda, seperti proses login atau pendaftaran.
Membuat Test:
Anda dapat membuat test menggunakan perintah php artisan make:test.
php artisan make:test UserTest
Ini akan membuat file UserTest.php di direktori tests/Feature/.
Contoh Test:
// tests/Feature/UserTest.php
namespace TestsFeature;
use IlluminateFoundationTestingRefreshDatabase;
use TestsTestCase;
use AppModelsUser;
class UserTest extends TestCase
{
use RefreshDatabase;
/**
* A basic feature test example.
*
* @return void
*/
public function test_user_can_be_created()
{
$user = User::factory()->create();
$this->assertDatabaseHas('users', [
'email' => $user->email,
]);
}
}
Menjalankan Test:
Untuk menjalankan test, gunakan perintah php artisan test.
php artisan test
12. Deployment: Meluncurkan Aplikasi Anda (Deployment Laravel)
Setelah aplikasi Anda selesai dikembangkan dan diuji, langkah selanjutnya adalah mendeploy (meluncurkan) aplikasi Anda ke server produksi agar dapat diakses oleh pengguna. Proses deployment Laravel melibatkan beberapa langkah, termasuk konfigurasi server, upload kode, dan konfigurasi database.
Pilihan Hosting:
Ada banyak pilihan hosting yang tersedia untuk aplikasi Laravel, termasuk:
- Shared Hosting: Pilihan termurah, tetapi kurang fleksibel dan performanya terbatas.
- Virtual Private Server (VPS): Pilihan yang lebih fleksibel dan powerful dibandingkan shared hosting, tetapi membutuhkan pengetahuan teknis yang lebih tinggi.
- Cloud Hosting: Pilihan yang sangat fleksibel dan scalable, tetapi bisa lebih mahal.
- Laravel Forge: Platform khusus untuk mendeploy aplikasi Laravel dengan mudah.
Langkah-Langkah Deployment Sederhana (menggunakan VPS):
-
Konfigurasi Server:
- Pastikan server Anda memenuhi persyaratan sistem Laravel (PHP, Composer, database, web server).
- Instal dan konfigurasi web server (Apache atau Nginx).
- Instal dan konfigurasi database server (MySQL atau PostgreSQL).
- Instal PHP dan Composer.
-
Upload Kode:
- Upload kode aplikasi Laravel Anda ke server. Gunakan FTP, SCP, atau Git.
- Pastikan direktori
public/menjadi document root web server Anda.
-
Konfigurasi .env:
- Salin file
.env.exampleke.envdan sesuaikan konfigurasi database sesuai dengan pengaturan database server Anda. - Generate key aplikasi:
php artisan key:generate. - Set
APP_ENVkeproduction. - Nonaktifkan
APP_DEBUG(APP_DEBUG=false).
- Salin file
-
Konfigurasi Web Server:
- Konfigurasikan web server untuk mengarah ke direktori
public/aplikasi Anda. - Pastikan web server memiliki izin yang benar untuk mengakses file dan direktori aplikasi Anda.
- Konfigurasikan web server untuk mengarah ke direktori
-
Jalankan Migrasi:
- Jalankan migrasi untuk membuat skema database:
php artisan migrate --force. Gunakan--forcekarenaAPP_DEBUGfalse di production.
- Jalankan migrasi untuk membuat skema database:
-
Optimasi:
- Optimize aplikasi Anda untuk performa yang lebih baik:
php artisan optimize. - Cache konfigurasi:
php artisan config:cache. - Cache rute:
php artisan route:cache. - Clear cache view:
php artisan view:clear.
- Optimize aplikasi Anda untuk performa yang lebih baik:
-
Konfigurasi Queue (Optional):
- Jika aplikasi Anda menggunakan queue, pastikan untuk mengkonfigurasi queue worker.
Catatan: Ini adalah panduan deployment yang sangat sederhana. Proses deployment yang sebenarnya mungkin lebih kompleks, tergantung pada kebutuhan dan konfigurasi aplikasi Anda. Gunakan tools deployment otomatis seperti Capistrano atau Deployer untuk mempermudah proses deployment. Laravel Forge adalah pilihan yang sangat baik untuk deployment aplikasi Laravel secara profesional.
Selamat! Anda telah menyelesaikan tutorial Laravel untuk pemula bahasa Indonesia ini. Dengan pengetahuan dasar ini, Anda bisa mulai membangun aplikasi web sederhana menggunakan Laravel. Teruslah belajar dan bereksperimen untuk menguasai framework ini lebih dalam. Semoga sukses!




